Studi Kelayakan Bisnis
Rumah Makan H.Sukri Jember
oleh :
Diah Anitasari
110810201213
PRODI
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Rumah makan Ayam Bakar Haji
Syukri merupakan salah satu UMKM yang berada di kawasan kampus Tegal Boto di
Kabupaten Jember. Rumah makan Haji Syukri pada awalnya adalah usaha keluarga
yang di rintis oleh Haji Syukri. Selanjutnya usaha keluaraga ini terus berkembang
dan memiliki banyak cabang, yang pengelolaannya dilanjutkan oleh putra-putra
beliau.
Beberapa rumah makan dengan
label Haji Syukri yang berada di JL Kalimantan Kampus Tegal Boto Jember adalah,
Ayam bakar Haji syukri, Soto Haji syukri, dan Pecel pincuk & ayam kremes
Haji syukri. Walupun ketiga rumah makan tersebut sama-sama menggunakn label
Haji syukri, namun pengelolaan atau menejemennya tidak dilakukan oleh satu
orang. Pengelolaan warung Haji syukri dilakukan secara pribadi oleh cucu
beliau.
Rumah makan Ayam Bakar Haji
syukri ini terletak di Jl Kalimantan. Usaha ini baru berdiri sekitar 5 bulan.
Label Haji syukri yang sudah terkenal dengan kualitas masakannya, dianggap akan
dapat mendorong berkembengnya rumah makan ini. Dengan menawarkan produk baru
dari label Haji syukri, di harapkan konsumen akan lebih tertarik untuk datang.
Menu baru ini diharapkan dapat melengkapi referensi kuliner masyarakat di
wilayah jember, terutama di sekitar wilayah kampus tegal boto, pada kuliner dengan label Haji syukri.
Seperti halnya jenis UMKM
lainnya, rumah makan ini juga memiliki peran penting dalam membangun kekuatan
perekonomian daerah. Dengan adanya usaha-usha semacam ini, penerimaan daerah
terhadap pajak akan meningkat, selain itu keberadaan UMKM akan lebih menggerakkan
roda perekonomian masyarakat di daerah. Dampak positif lain dari keberadaan
UMKM dan usaha-usaha sejenis ini adalah adanya penyerapan tenaga kerja yang
signifikan. Sehingga secara jelas, keberadaan UMKM disuatu daerah akan
memberikan dampak langsung kepada pergerakan perekomian dan kesejahteraan
sosial di masyarakat. Selain itu, keberadaan UMKM akan memberikan dampak
terhadap perekomian di daerah dan akan terakumulasi sehingga memberi dampak
terhadap perekonomian nasional.
UMKM memiliki peran yang sangat
penting dalam perekonomian, hal ini dikarenakan beberapa keunggulan yang
dimiliki oleh UMKM diantaranya, Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah
terjadi dalam pengembangan produk, Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam
perusahaan kecil, Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan
diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan
perusahaan berskala besar yang pada umumnya birokratis, serta Terdapat dinamisme
manajerial dan peranan kewirausahaan.
Dengan mengaitkan keunggulan-keunggulan
tersebut pada kondisi masyarakat kita, UMKM kan lebih dapat bertahan dalam
kondisi perekomian yang tidak stabil seperti saaat ini. Penyerapan tenga kerja
yang ada pada UMKM ajuh lebih besar dari pada usaha besar, hal ini dikarenakan
untuk masuk pada sektor usaha ini kita tidak memerlukan kemampuan profesional
kusus, yang mana tidak banyak dikuasi oleh sebagian besar masyarakat kita. Oleh
karena itu, keberadaan UMKM disuatu wilayah selain akn mempengaruhi
perekonomian masyarakat, hakl ini juga kan berpengaruh terhadap kehidupan
sosial masyarakatnya.
Dalam analisis Studi Kelayakan Bisnis, aspek sosial ekonomi
pada UMKM sangat penting untuk dikaji. Hal ini dikarenakan adanya harapan yang
ditumpukan oleh masyarakat dan pemerintah, pada
setiap UMKM yang ada di wilayah mereka. Harapan-harapan ini tentunya
harus dilselaraskan dengan kebutuhan yang juga dimilik oleh para pemilik UMKM.
Masyarakat berharap, dengan
adanya UMKM diwilayahnya, akan memacu
adanya pertumbuhan perekonomian. Pertumbuhan perekonomian ini depat
diindikasikan dengan meningkatnya mobilitas produk-produk, baik berupa barang
maupun jasa di tengah-tengah masyarakat. Selain itu keberdaan UMKM diharapkan
tidak menimbulkan suatu kesenjangan sosial serta dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran yang
ada di wilayah tersebut.
Dilain pihak, pemerintah juga
sangat di untungkan dengan adanya UMKM. Seperti yang kita ketahui, salah satu
sumber pendapatan terbesar daerah adalah
pajak. Keberadaan UMKM memberikan kontribusi pajak kepada pemerintah dalam
jumlah yang besar. Keberadaan UMKM juga membentu mengurangi beban pemerintah
dalam penanganan pengangguran.
Dengan melihat banyaknya stakeholder yang terlibat dalam lingkup
suatu perekonomian, aspek kelayakan ini sangat perlu untuk di kaji. Dengan
adanya studi pada aspek ini, kita dapat malihat seberapa besar kontribusi Rumah
makan Ayam Bakar Haji Syukri ini terhadap stakeholder
yang ada. Stakeholder disini adalah
pemilik sebagai pelaku usaha, masyarakat sebagai konsumen dan pelaku ekonomi,
serta pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
Pada penelitian aspek aspek
sosial ekonomi ini, dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
· Metode
wawancara,
· Metode
observasi, serta
· Metode
kajian pustaka
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
2.1 Tinjauan Umum
Bagian ini masuk
kategori bagian yang penting dalam menjalankan kegiatan berlangsungya bisnis
untuk menarik konsumen dan menguasai
pasar. Aspek pasar adalah salah satu tolak ukur kegiatan bisnis, dimana
pemasaran atau marketing mix ini harus
diahami betul oleh pemasar produk baik teori dari pemasaran maupupun
penerapannya.Sebelum penerapan pemasaran di lakukan, pemasar harus mengerti dan
mengonsep untuk segmentasi-segmentasi pasar yang di tuju, segmentasi pasar
harus di perhatikan betul pada saat pemasar memasarkan produk tersebut, dengan
memahami teori pemasaran mengenai segmentasi pasar, adalah salah satu pegangan
atau pedoman untuk pemasaran produk, hal ini bertujuan agar pada saat
pemasaran, segmentasi pasar tepat sasaran tanpa ada salah, kerana bila ada
kesalahan pada saat segmentasi akan membuat fatal dan akan mendatangkan rugi.
Segmentasi pasar
adalah penempatan-penempatan di mana produk ini di pasarkan dengan tepat
mengenai gender, geografis,psikomotorik, psikologis. Karena produk ini adalah
produk makanan maka yang harus di perhatikan adalah semua masyarakat tanpa
mengenal wilayah, kaya dan miskin, semua golongan dapat menikmatinya, jadi
untuk segmennya mengglobal. Hal yang harus di perhatikan pada saat pemasaran,
teori pemasaran ada 4 unsur yang harus di perhatikan oleh pemasar, diantaranya
adalah harga, promosi, tempat dan saluran distribusi, ke empat unsur inin harus
lebih di perhatikann dimana ke empat unsur ini tidak bisa di pisahkan, harus
berjalan secara keseluruhan, apabila ada salah satu unsur tidak teresalisasi
dengan baik, maka akan mempengaruhi yang lain. Maka dari itu semua harus
terealisasikan dengan baik, dimana pemasar harus menentukan harga dari produk
tersebut, harga harus di sesuaikan dengan perekonomian masyrakat, dan kualitas
dari produk tersebut, karena kalau tidak di sesuaikan maka akan berdampak pada ketidakepuasan masyarakat
terhadap produk tersebut, maka dari itu penyesuaian harga pada masyarakat
sangat penting dan harus di perhatikan.
Faktor kedua
yang di perhatikan adalah promosi atau disebut dengan promotional mix, promosi produk harus di realisasikan dengan baik
juga, karena agar masyrakat bisa mengetahui produk yang di pasarkan ke pasar.
Faktor yang ketiga yang harus di perhatikan adalah tempat, karena produk yang
di pasarkan adalah makanan, makanan untuk ke semua masyarakat baik pria, maupun
wanita, baik kaya dan miskin, semua kami pasarkan, jadi untuk masalah tempat
sangat mudah. Dan yang terakhir ini adalah faktor yang sangat penting juga untuk pemasaran produk yaitu, saluran
distribusi, saluran distribusi adalah salauran dimana ada pihak yang turut
membantu produk yang di pasarkan, saluran distribusi harus di tempatkan ke
agen, misalnya produk ada yang membantu memasarkan atau menaruhnya ke tempat
sebagai agen.
2.2 Segmentasi Pasar
2.2.1 Segmentasi Geografik.
Penempatan lokasi bisnis yaitu di
kota, dimana masyarakat kota lebih suka makanan yang siap saji dan instan,
karena masyarakat kota lebih dominan sibuk berkerja tanpa makan di rumah, dari
kondisi seperti ini masyarakat kota lebih memilih makan di luar daripada di
rumah, selain itu lokasi dekat dengan mahasiswa, hal ini dapat menambah
pelanggan, dari pada di desa masyarakat lebih dominan makan di rumahnya sendiri
, jarang makan di luar, atau beli di warung. Dari segi uang, masyarakat kota
sangat punya banyak uang, jadi untuk membeli sesuatu sangat mudah.
2.2.2 Segmentasi demografik.
Segmentasi Demografik,
yakni membagi pasar menjadi beberapa kelompok berdasarkan; usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, agama, ras, kebangsaan, pendapatan.Segmen utamanya adalah masyarakat
semua kalangan usia yang berada di daerah Jember khususnya daerah kampus
Universitas Jember.
2.2.3
Segmentasi Psikografik.
Segmentasi psikomotorik yakni
membagi pasar menjadi beberapa unit berdasarkan, kelas sosial, gaya hidup,
kepribadian. Pastinya gaya hidup dan kepribadian masyarakat kota dan masyarakat
desa sangat berbeda, mayoritas di masyrakat desa tidak gemar untuk membeli
jajanan di luar, lebih memilih makan
masakan di rumah sendiri dari pada di luar. Sedangkan pada masyarakat
kota terutama di lingkungan kampus universitas jember lebih gemar untuk membeli
jajanan di luar, karena lebih instan untuk memamakannya.
2.2.4
Segmentasi Tingkah Laku
Demografik.
Segmentasi Tingkah Laku
Demografik yakni membagi pasar menjadi beberapa kelompok berdasarkan pada,
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi terhadap suatu produk. Masyarakat
kota terutama di lingkungan kampus universitas jember lebih respon terhadap
suatu produk, terutama dalam hal kuliner, terutama pada mahasiswa yang lebih
mempunyai keinginan tinggi untuk menikmati berbagai kuliner di sekitar
universitas jember. Dari segmentasi tersebut di pilih lokasi usaha di
lingkungan sekitar kampus, guna untuk menarik pelanggan sebanyak-banyaknya.
2.3 Permintaan dan Penawaran
Permintaan yaitu jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli
pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat tertentu. Penawaran yaittu Adanya
permintaan belum mewujudkan adanya transaksi jual beli di pasar tanpa adanya
penawaran. Penawaran diperlukan untuk memenuhi permintaan. atau, adanya
permintaan mendorong penjual untuk menyediakan dan menawarkan barang
dagangannya. Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan penjual
pada harga, waktu, dan tempat tertentu.
Dari indikator yang lainnya, hal ini adalah faktor utama
yang harus di perhatikan, yaitu menganalisis permintaan dan penawaran, dimana
prdusen dapat mengetahui permintaan-permintaan dan penawaran-penawaran dari
konsumen. cara ini adalah upaya untuk mencari responden dari produk yang
dipasarkan, dengan cara ini dapat mengetahui apa yang di butuhkan dan apa yang di inginan dari konsumen, dimana
konsumen harus merasa terpuaskan dengan apa yang disajikan dan dipasarkan, karena
kepuasan dari konsumen adalah poin yang terpenting untuk kelangsungan bisnis.
Kelangsungan dan berkembangnya bisnis
tersebut, di dasari dari pelayanan yang sangat bagus dan memberikan cita rasa yang bisa membuat
masyarakat tidak berpaling dari produk yang dipasarkan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap individu memliki selera yang berbeda terhadap produk yang
dipasarkan, keinginan masyarkat yang bervariatif terhadap suatu produk membuat
produsen harus menciptakan suatu strategi dan rencana kedepan untuk
menyesuaikan permintaan dari masyarakat, guna untuk mempertahankan pelanggan
dan menambah pelanggan. Maka di butuhkan suatu analisa, dengan membuat kuisoner
yang didalamnya terdapat penilaian-penilaian terhadap warung makan soto syukri
guna untuk mengetahui responden dari masyarakat. Kuisoner ini sangat berperean
penting untuk kelangsungan bisnis, setidaknya setiap tahunnya diberikan
kuisoner ini kepada masyarakat, karena itu sebuah motivasi bisnis untuk
mempertahankan pelanggan dan memberikan yang terbaik untuk pelanggan.Dari data
yang kami rangkum mengenai permintaan dan penawaran di Warung Makan Lalapan Ayam Bakar Haji Syukriadalah sebagain berikut;
2.3.1
Permintaan
Perubahan pola hidup masyarakat yang saat ini banyak
beraktivitas diluar rumah, serta keinginan untuk makan jajanan yang lebih bervariasi,
inovatif serta lezat dan dengan harga terjangkau.
2.3.2
Penawaran
Belakangan ini
penggemar ayam bakar dibuat khawatir karena beredarnya kabar bahwa lalapan ayam
bakar yang dijual di pasaran mengandung banyak bahan pengawet yang berbahaya
untuk tubuh.Kini, Anda tidak perlu khawatir. Ada lalapan ayam bakar dengan rasa
lezat yang bisa Anda nikmati tanpa takut akan bahaya bahan pengawet. Selain
komposisinya yang sehat, lalapan ayam bakar ini juga amat memikat selera.Warna ayam
bakar yang khas dan aroma ayam bakar yang menggoda selera yang ditawarkan
membuat lidah yang memakan begitu penasaran untuk mencicipinya. Kalau biasanya penyajian
lalapan ayam bakar yang monoton, tapi disini di dalam mangkok terdapat
sayuranyang segar sebagai lalapannya dan daging ayam bakar yang besar dan dagingnya mudah di makan menambah kelezatan
ayam bakarnya, kini kita bisa melahap lalapan ayam bakar dengan mantap dan puas.
2.3.3
Produk
Produk yang ditawarkan adalah produk lalapan ayam
bakar yang memiliki cita rasa yang berbeda dan unik berbeda dengan produk lalapan ayam bakar
lainnya. Kami memberi nama produk kami dengan khas nama “ayam bakar haji.syukri”.
Maksud dari produk kami adalah ayam bakar dengan rasa yang berbeda dengan rasa
yang lainnya. Dengan mengombinasikan antara sayuransegar dengan daging ayam
bakar yang besar ukurannya dan warna ayamnya yang menggoda selera terasa ayam
bakar lebih nikmat. Pastinya kepuasan pelanggan adalah hal utama bagi soto haji
syukri.
2.3.4
Place
(tempat/lokasi)
Tempat
yang dipilih untuk lokasi bisnis atau usaha tersebut, dipilih lokasi yang
strategis, dimana lokasi tempat usaha ini, dekat dengan diantara banyak orang,
dan akses transportasi untuk sampai di lokasi tersebut cukup mudah, baik
pejalan kaki, atau berkendara pun mudah untuk ke lokasi tsrsebut, di mana
lokasi ini dekat dengan jalan raya dan sering di pakai untuk
aktivitas-aktivitas masyarakat setiap hari.Jadi siapapun bisa dengan mudah ke
warung makan ayam bakar haji syukri. Lerak atau lokasi warung makan ayam bakar
h.syukri sangat strategis, yaitu berada di jalan kalimantan15 A jember. Di sana
adalah pusat keramaian masyarakat, baik dari masyarakat ataupun dari mahasiswa.
karena lokasi tersebut adalah kawasan mahasiswa-mahasiswa beroperasi di wilayah
tersebut, jadi untuk mentargetkan omset yang tinggi dapat terealisasikan sesuai
dengan keinginan produsen. Selain itu tempatnya juga bersih, baik meja makan,
lantai, tempat duduk dan toilet untuk
pelanggan semuanya bersih dan pastinya membuat makanan ayam bakar haji syukri
higienis dan dihindarkan dari penyakit.
2.2.5 Price(harga)
Harga
adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Dimana harga
dari produk tersebut disesuikan dengan harga bahan baku, dan disesuaikan dengan
masyarakat. Menjadikan harga tersebut loyal dan masyarakat dapat
menjangkaunya.Untuk harga yang ditawarkan oleh ayam bakar haji syukri adalah
bervariasi.berikut ini adalah harga dari ayam bakar di warung makan ayam bakar
haji syukri:
1. Nasi
lalapan ayam bakar (ayam potong) ;
Rp. 11.500
2.
Nasi lalapan ayam bakar (ayam kampung) ; Rp. 14.000
3.
Teh hangat ; Rp. 2500
4.
Es teh ; Rp. 2500
5.
Jeruk hangat ; Rp. 3000
6.
Es jeruk ; Rp. 3000
Pendekatan penetapan harga yang di pakai untuk
warung makan ayam bakar haji syukri adalah;
1. Cost based pricing(penetapan
harga berdasarakan biaya)
Metode
Cost based pricingmerupakan metode
penetapan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk
tersebut. Penetapan harga tersebut di pakai warung makan ayam bakar haji sykuri
karena, pastinya untuk menentukan harga suatu produk tidak asal-asalan karena harus didasari
perhitungan yang detail untuk menentukan nominal harga yang ditentukan.
Perhitungan tersbut adalah mulai dari harga bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya-biaya lainnya terkait dengan kelangsungan opesrasional warung makan ayam
bakar haji syukri. Harga dari ayam bakar tersebut meskipun di hitung dari
biaya-biaya bahan baku dan biaya-biaya lain, tapi tetap untuk harga ayam bakar
di warung makan haji syukri sangat terjangkau
dan harganya pas untuk masyarakat khususnya di wilayah jember, harganya
Rp. 11.500 untuk ayam potong bakar dan Rp.14.000 untuk ayam kampung bakar.
2. Evaluasi
harga.
Terdapat
evaluasi harga pada warung makan haji syukri, yaitu pada saat kenaikan BBM dan
sesudah kenaikan BBM, sebelum kenaikan BBM harga ayam bakar haji syukri turun
Rp.1.500 dari harga sekarang, karena harga bahan baku cenderung murah dan masih
belum naik untuk harga bahan baku, tapi setelah kenaikan BBM biaya bahan baku
cenderung naik dari harga awal Membuat pemilik ayam bakar haji syukri
mengevaluasi harga ayam bakar tersebut.
Awal dari harga ayam bakar sebelum kenaikan BBM
sebagai berikut;
1.
Ayam potong bakar Rp.10.000
2.
Ayam kampung bakar Rp.12.500
3.
Setelah kenaikan BBM harga dari ayam
bakar sebagai berikut;
4.
Ayam potong bakar Rp.11.500
5.
Ayam kampung bakar Rp.14.000
Kenaikan Rp.1.500 tidak membuat pelanggan pindah ke
warung lain, karena apa yang di saijikan warung makan ayam bakar memuaskan
sangat pelanggan. Terbukti saat ini masih banyak masyarakat yang makan di
warung makan ayam bakar haji syukri.
2.3.6 Promotion (promosi).
Ini adalah faktor
penting dimana kegiatan ini adalah upaya untuk memperkenalkan produk yang
dipasarkan ke masyarakat luas, guna untuk menciptakan loyalitas produk dan laba
yang diingingkan sesuai dengan target yang ditetapkan. Promosi ayam bakar haji
syukri tidak terlalu menggemparkan-menggemparkan ke masyarakat, karena nama
warung makan yang di belakangnya ada nama “syukri” di kawasan jember, khususnya
di lingkungan kampus sudah dikenal masyarakat dan terkenal akan kualitas
makannya yang enak. Maka dari itu untuk mencari pelanggan sangat mudah,
terbukti untuk sampai saat ini ayam bakar haji syukri pelanggannya banyak dan omsetnya tinggi. Hanya untuk awal dari promosi pada saat
pertama buka ayam bakar tersebut. Berikut ini adalah promosi yang digunakan
ayam bakar haji syukri. Media
Promosi Yang Akan Digunakan :
1. Manusia
Menggunakan
teknik mulut ke mulut, pemberitahuan dari teman ke teman yang lain mengenai
usaha yang dijalankan, serta minta referensi dari pelanggan siapa yang biasa
wisata kuliner
2. SMS (Short Message Service)
Mengirim
SMS kepada teman, saudara, atau kerabat mengenai bisnis ayam bakar haji syukri.
2.4
Pesaing
dan Peluang Pasar
2.4.1
Pesaing
Pesaing bisnis dari ayam bakar haji syukri ini semua
pedagang makanan di pinggir-pinggir jalan kampus universitas jember, karena
pastinya banyak terdapat penjual makanan yang berada disekiling warung makan
haji syukri, semua itu dapat mempengaruhi volume penjuakan ayam bakar haji
syukri.Keunggulan dari haji syukri adalah, disini haji syukri mempunyai tempat
yang bersih dan pelanggan terasa nyaman dan dihindarkan dari makanan kotor dan
polusi kendaraan.
2.4.2
Peluang
Pasar
Melihat hasil analisis pesaing yang jenis produk ayam bakar
kami yang berbeda yaitu adanya rasa yang khas dan mantab di ayam bakar haji
syukri sangat berbeda dari yang lainnya. Dari segi ukuran daging ayam yang
ditawarkan lumayan besar, membuat yang makan kenyang dan puas. Hal ini pelayanan
ayam bakar haji syukri yang ramah serta tempat yang strategis dan higienis
menambah peluang untuk bisa bersaing dengan pemain lama yang ada di pasar.
2.5
Proyeksi Penjualan
Omset per bulan yang ditargetkan adalah Rp12.000.000,- Adapun
target kami menjadikan beberapa tahap pencapaian setelah melihat segmen yang
kami bidik:
1.
Triwulan pertama
1) 80 % masyarakat Jember telah
mengenal dan 80 % pernah menjadi konsumen ayam bakar haji syukri.
2) Membangun image
2.
Triwulan Kedua
1) Mempertahankan pelanggan yang sudah
ada. 90 % masyarakat Jember telah mengenal dan 85% menjadi konsumen ayam
bakar h.syukri.
2.6 Stratgei Pemasaran yang Akan Diterapkan
2.6.1 Diferensiasi
Kami mencoba meghadirkan bisnis yang berbeda dengan
bisnis-bisnis kuliner yang sudah ada tapi tetap mempunyai prospek yang bagus,
dengan menginovasikan produk ayam bakar yang rasa biasa menjadi rasa luar biasa
sesuai keinginan konsumen untuk semua kalangan.
2.6.2 Penetapan Posisi Pasar(positioning)
Memilih tempat strategis yaitu pusat keramaian di daerah
kampus Jl. Kalimantan 15 A Jember lebih khusus didaerah Kampus Universitas
Jember karena banyak terdapat mahasiswa sebagai target utama, karena mahasiswa
suka mencari hal-hal baru terkait dengan kuliner. Tempat warung makan ayam
bakar h.syukri bersih, baik dari lantai, toilet, meja makan, kursi, membuat
makanan bersih dan lebih higienis.
2.6.3 Biaya rendah
Strategi ini bukan berarti kami mengurangi margin laba
tetapi kami mencoba untuk mempertahankan pelanggan yang lama agar tidak melirik
ke produsen lain.
BAB III
TEKNIS/OPERASIONAL
Analisis operasional
bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih layak,
dalam hal ketersedian lokasi , alat, bahan, teknologi (metode), keterampilan
SDM, dan dana yang diperlukan untuk mendukung kelancaran proses produksi
sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan sesuai dengan
kebutuhan pasar.
Analisis operasional
perlu dilakukan agar tidak terjadi kegagalan jangka panjang, yaitu menyangkut
investasi secara keseluruhan. Tidak ada ukuran baku dalam menilai kelayakan
operasional tetapi membandingkan dan menggunakan pengalaman usaha lain yang
serupa merupakan hal yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan
operasional.
3.1 Tabel
biaya-biaya Rumah Makan Ayam Bakar H. Sukri
Biaya – Biaya
|
Rp
|
Listrik
|
250.000 / bulan
|
Sewa Gedung dan Tanah
|
42.000.000 / tahun
|
Peralatan
|
40.000.000
|
Gaji Pegawai
|
700.000 / bulan
|
3.2
Tabel Inventaris Rumah Makan Ayam Bakar H. Sukri
Item
|
Jumlah Item
|
Meja
|
17
|
Kursi
|
30
|
Kulkas
|
1
|
Kulkas Minuman
|
1
|
Magic Jar
|
2
|
Gerobak
|
1
|
Kipas Angin
|
2
|
Piring Rotan
|
10 Lusin
|
Gelas
|
6 Lusin
|
Sendok dan Garpu
|
7 Lusin
|
Alat Kebersihan
|
3
|
3.3 Pembahasan
Rumah makan ayam bakar
H. sukri mulai beroperasi pada tanggal 17 april. Pada awal pembukaan rumah
makan, pemilik mengeluarkan biaya sebesar Rp 82.000.000 dengan rincian Rp
42.000.000 untuk penyewaan tanah beserta gedung dan Rp 40.000.000 untuk biaya
operasional seperti pemasangan banner, pembelian kursi, pembelian meja,
pembelian alat makan, pembelian alat kebersihan, dll.
Rumah makan ini buka setiap hari dan libur pada hari – hari
besar. Memiliki 10 orang pekerja dengan gaji masing – masing perbulan sebesar
Rp 700.000. Setiap pekerja memiliki tanggung jawab masing – masing terhadap
pekerjaan yang diberikan oleh pemilik Rumah Makan. Setiap pekerja memiliki
keahlian dalam bidangnya.
Dalam membeli bahan baku yang digunakan setiap harinya,
pemilik membeli ayam potong dan ayam kampung dari tempat yang berbeda – beda,
sehingga tidak memiliki supplier
tetap. Hal ini disebabkan karena pemilik takut penjual akan memainkan harga
yang diberikan. Karena apabila pemilik hanya membeli di satu penjual, pemilik
tidak akan pernah tau bagaimana kenaikan
maupun penurunan harga ayam kampung dan ayam pootong di penjual ayam lainnya.
Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku pada bulan pertama sebesar Rp
1.100.000 dan pada bulan – bulan berikutnya adalah sebesar Rp 1.500.000
Pada awal – awal pembukaan, pemilik pernah mengalami
kekurangan bahan baku. Sehingga pemilik harus melakukan restock bahan baku, membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 jam. Restock dilakukan ketika Rumah Makan ini
mengalami peningkatan pengunjung hingga 2kali lipat. Dari kejadian tersebut,
pemilik akhirnya tidak mau kekurangan bahan baku sehingga pemilik selalu
sedikit melebihkan bahan baku yang disiapkan. Persiapan bahan baku tersebut
bisa saja tidak terpakai, sehingga bisa digunakan untuk keesokan harinya.
Dari proses produksi
yang dihasilkan dalam satu hari, usaha ayam bakar H. Sukri menghasilkan
sebanyak 125 potong ayam bakar. Hasil produksi ini semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya pengunjung. Seiring dengan bertambahnya pengunjung, kini usaha
ayam bakar H. Sukri menghasilkan produksi sebanyak 200 potong ayam bakar.
Lokasi yang digunakan
pemilik rumah makan sudah cukup strategis dan layak bisnis. Sebab rumah makan tersebut
berada di daerah kampus. Rumah makan ayam bakar ini juga berhadapan dengan ruko
– ruko yang cukup ramai dikunjungi oleh warga sekitar, baik karyawan,
mahasiswa, maupun anak – anak yang masih bersekolah. Di sebelah kanan rumah
makan terdapat indomaret, di sebelah kiri terdapat rumah makan soto H. Sukri.
Sehingga dapat dikatakan bahwa rumah makan ayam bakar tersebut sudah layak
bisnis dilihat dari segi lokasi yang strategis.
3.4 Cara Pembuatan Produk
Bahan :
1. Ayam
kampung dan ayam potong
2. Bawang
putih
3. Cabe
merah
4. Cabe
kecil
5. Tomat
6. Kecap
manis
7. Lada
halus
8. Garam
9. Gula
Cara membuat :
1. Ayam
dibersihkan
2. Semua
bumbu dihaluskan
3. Ayam
diungkep bersama dengan bumbu – bumbu yang telah dihaluskan, ditambahkan
sedikit air. Didiamkan hingga volume air berkurang
4. Kemudian
ayam dibakar dengan dioles oleh bumbu
5. Ayam
siap disajikan
BAB
IV
ASPEK
MANAJEMEN
Usaha ayam bakar H. Sukri memperoleh karyawan melalui teman-teman dari
pekerja yang telah lama bekerja untuk H. Sukri di usaha sebelumnya. Sehingga
pemilik tidak perlu melakukan rekruitmen pekerja untuk memperoleh pekerja yang
dibutuhkan.
Jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan di usaha ayam bakar H. Sukri
sebanyak sepuluh orang. Mulai dari pekerja khusus membersihkan, pekerja khusus
memasak, pekerja khusus membakar ayam, dan sebagainya. Sepuluh orang pegawai
tersebut digaji setiap bulan. Gaji tersebut berbeda-beda bergantung pada
kapasitas kemampuan yang dimiliki masing-masing pekerja. Rata-rata upah yang
diberikan pemilik usaha ayam bakar H. Sukri sebesar Rp 600.000 hingga 700.000.
Sepuluh orang pekerja tersebut memiliki latar belakang pendidikan SMA
ataupun SMU. Kebanyakan dari pekerja tersebut tidak dapat melanjutkan
pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan ekonomi keluarga,
sehingga mereka memutuskan untuk membantu keluarga mencukupi kebutuhan ekonomi.
Mereka berharap, dengan mereka bekerja maka mereka dapat meringankan ekonomi
keluarga mereka.
Pemilik usaha ayam bakar H. Sukri biasa memberikan bonus bagi pekerja
yang dirasa bekerja lebih giat dari pekerja yang lain. Bonus tersebut
dimaksudkan untuk memberikan motivasi bagi pekerja yang lain maupun pekerja
yang mendapatkan bonus. Bonus tersebut juga berguna untuk melestarikan
kesejahteraan pekerja. Dengan adanya bonus tersebut maka pekerja yang belum
mendapatkan bonus akan bekerja lebih rajin, bila pekerja semakin rajin maka
akan menambah keuntungan bagi usaha ayam bakar H. Sukri itu sendiri.
Pemilik usaha ayam bakar H. Sukri belum pernah melakukan pelatihan untuk
mengembangkan kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Karena
menurut pemilik, para pekerja baru dapat belajar dari pekerja yang telah
bekerja lebih lama. Selama usaha ayam bakar ini berdiri tidak ada keluhan yang
diberikan oleh para pekerjanya. Baik keluhan berupa kurangnya upah yang
diterima, maupun adanya keterlambatan pembayaran upah. Karena pemilik selalu
membayar upah sesuai dengan perjanjian awal, dan memberikan upah sesuai dengan
kebijakan pemerintah kota Jember.
BAB
V
ASPEK
KEUANGAN
Pada awal pendirian
usaha Ayam Bakar H. Syukri, pemilik mengeluarkan modal sebesar Rp 83.100.000,-
dengan rincian sebagai berikut :
1. Biaya
sewa tanah dan gedung/tahun Rp
42.000.000,-
2. Biaya
Peralatan, Perlengkapan, dll Rp
40.000.000,-
3.
Biaya pembelian BB
untuk operasional selama satu hari Rp 1.100.000,-

Rp 83.100.000,-
5.1 Ringkasan Perkiraan Penerimaan
5.1.1 Ringkasan Perkiraan Penerimaan Usaha Ayam
Bakar H. Syukri (per hari, hari awal penjualan, 17 April 2013)
NO
|
Jenis Penerimaan
|
Unit
|
Harga per Unit
|
Jumlah Penerimaan
|
1
|
Penjualan Produk utama (Ayam Bakar)
|
±125 potong
|
Rp 13.000,-
|
±Rp 1.625.000,-
|
2
|
Penerimaan Produk lain (minuman yang dijual/gelas)
|
±75 gelas
|
Rp 2.750,-
|
±Rp 206.250,-
|
3
|
Subsidi jika ada
|
-
|
-
|
-
|
Total Penerimaan
|
Rp 15.750,-
|
±Rp 1.831.250,-
|
5.1.2 Ringkasan Perkiraan Penerimaan Usaha Ayam
Bakar H. Syukri (per bulan/ 30 hari kerja-bulan pertama penjualan, 17 Mei 2013)
No
|
Jenis Penerimaan
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Jumlah Penerimaan
|
1
|
Penjualan Produk utama (Ayam Bakar)
|
±3750 potong
|
Rp 13.000,-
|
±Rp 48.750.000,-
|
2
|
Penerimaan Produk lain (minuman yang dijual)
|
±2250 gelas
|
Rp 2.750,-
|
±Rp 6.187.500,-
|
3
|
Subsidi jika ada
|
-
|
-
|
-
|
Total Penerimaan
|
Rp 15.750,-
|
±Rp 54.937.500,-
|
5.1.3 Ringkasan Perkiraan Penerimaan Usaha Ayam
Bakar H. Syukri setelah bulan berikut
No
|
Jenis Penerimaan
|
Unit
|
Harga per Unit
|
Jumlah Penerimaan
|
1
|
Penjualan Produk utama (Ayam Bakar)
|
±200
|
Rp 13.000,-
|
± Rp 2.600.000,-
|
2
|
Penerimaan Produk lain (minuman yang dijual)
|
±150
|
Rp 2.750,-
|
± Rp 412.500,-
|
3
|
Subsidi jika ada
|
-
|
-
|
-
|
Total Penerimaan (per hari)
Total Penerimaan (per bulan)
|
RP 15.750,-
|
± Rp 3.012.500,-
± Rp 90.375.000,-
|
5.2 Proyeksi Laporan Keuangan
5.2.1 Neraca Per akhir Bulan (bulan awal
pembukaan usaha, 17 Mei 2013)
AKTIVA
Kas
Rp 700.000,-
Perlengkapan dan Peralatan
Rp 3.335.000,-
Sewa Gedung dan Tanah
Rp 3.500.000,-
|
PASIVA
Modal Sendiri
Rp 7.535.000,-
|

1. Penjualan
bersih Rp
48.750.000,-
2. Harga
pokok penjualan Rp
30.000.000,-
3. Laba
kotor atas penjualan Rp
18.750.000,-
4. Gaji Rp 7.000.000.-
5. Listrik Rp 250.000,-
6. Biaya
lain-lain Rp 100.000,-
7. Laba
bersih (bulan) Rp
11.400.000,-
8. Laba
Bersih (hari) Rp 380.000,-
*Untuk perhitungan harga pokok
penjualan, diasumsikan sebesar Rp 8.000,-
Setelah satu bulan
operasi, jumlah permintaan meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga, per
hari Ayam Bakar H. Syukri bisa menjual sekitar 200 porsi ayam bakar. Dengan meningkatnya
jumlah permintaan, maka modal untuk pembelian bahan baku produksi meningkat,
dari yang semula Rp 1.100.000/hari menjadi Rp 1.500.000/hari.
5.2.2 Neraca (per bulan)
AKTIVA
Kas
Rp 700.000,-
Perlengkapan dan Peralatan
Rp 3.335.000,-
Sewa Gedung dan Tanah
Rp 3.500.000,-
|
PASIVA
Modal Sendiri
Rp 7.535.000,-
|

1. Penjualan
bersih Rp
78.000.000,-
2. Harga
pokok penjualan Rp
48.000.000,-
3. Laba
kotor atas penjualan Rp
30.000.000,-
4. Gaji Rp 7.000.000,-
5. Listrik Rp 250.000,-
6. Biaya
lain-lain Rp 100.000,-
7. Laba
bersih (bulan) Rp
22.650.000,-
8. Laba
bersih (hari) Rp 755.000,-
*Untuk perhitungan harga pokok
penjualan, diasumsikan sebesar Rp 8.000,-
5.3 Perhitungan Arus Kas (Ayam Bakar)
Items
|
Bulan Pertama
|
Bulan Berikut
|
1.
Arus Kas Masuk
Penerimaan
|
Rp 48.750.000,-
|
Rp 78.000.000,-
|
2.
Arus Kas Keluar
Biaya Operasi
Listrik
Gaji
Biaya Lain-Lain
|
Rp 33.000.000,-
Rp 250.000,-
Rp 7.000.000,-
Rp 100.000,-
|
Rp
45.000.000,-
Rp 250.000,-
Rp 7.000.000,-
Rp 100.000,-
|
Arus Kas Bersih
|
Rp 8.400.000,-
|
Rp 25.650.000,-
|
*perhitungan rata-rata
5.4 Perhitungan Payback Period
Akhir Bulan Ke-
|
Arus Kas Bersih
|
Arus Kas Kumulatif
|
0
|
(Rp 83.100.000,-)
|
(Rp 83.100.000,-)
|
1
|
Rp 8.400.000,-
|
(Rp 74.700.000,-)
|
2
|
Rp 11.500.000,-
|
(Rp 63.200.000,-)
|
3
|
Rp 17.600.000,-
|
(Rp 45.600.000,-)
|
4
|
Rp 20.350.000,-
|
(Rp 25.250.000,-)
|
5
|
Rp 25.650.000,-
|
Rp 400.000,-
|
6
|
Rp 24. 800.000,-
|
Rp 25.200.000,-
|
*arus kas bersih masih berupa estimasi
Dapat kita lihat dari
tabel diatas, dari investasi yang telah dikeluarkan sebanyak Rp83.100.000,-
dapat kembali pada periode antara bulan keempat dan bulan kelima bulan.
5.5
Rencana Biaya Proyek
5.5.1 Biaya Investasi
1)
Sewa bangunan dan tanah/tahun Rp
42.000.000,-
2)
Peralatan dan
perlengkapan seluruhnya Rp
40.000.000,-

Total Investasi Rp
82.000.000,-
5.5.2 Biaya Modal Kerja
1) Rata-rata
Bahan Baku untuk satu hari Rp 1.500.000,-
2) Listrik
per hari Rp 8.350,-
3)
Tenaga kerja per hari Rp 233.350,-

Total Rp 1.741.700,-
Total kebutuhan modal
kerja selama tiga bulan Ayam Bakar H. Syukri terdiri atas :
i.
Investasi Rp 82.000.000,-
ii.
Modal Kerja Rp 156.753.000,- (Rp 1.741.700,- X
90 hari)
Total Kebutuhan dana Rp 238.753.000,-
Dari total kebutuhan
dana tersebut didanai menggunakan modal sendiri dengan menggunakan perputaran
uang yang didapat per harinya. Perhitungan untuk usaha makanan adalah harian,
karena BB yang diperlukan untuk proses produksi haruslah yang masih dalam
kondisi segar. Jadi, BB yang dibeli hari ini, harus diproduksi pada hari yang
sama pula.
5.6 Perkiraan Penerimaan dan Biaya Operasi
1) Ayam
Bakar H.Syukri pada bulan pertama beroperasi pada kapasitas 60% kemudian pada
bulan-bulan berikutnya meningkat hingga mencapai kapasitas penuh dengan
rata-rata penjualan/hari sebanyak 200 porsi
2) Harga
jual produk rata-rata Rp 13.000,-
3) Hari
kerja per tahun rata-rata 350 hari
4) Pengeluaran
untuk BB/hari rata-rata Rp 1.500.000,-
5) Biaya-biaya
-
Listrik/tahun Rp 3.000.000,-
-
Gaji/tahun Rp 84.000.000,-
5.7 Analisis dan Evaluasi Keuangan
5.7.1 Analisis Proyeksi Laporan Laba Rugi
PERIODE
|
PENJUALAN
|
PENDAPATAN BERSIH
|
Bulan Awal Penjualan
|
Rp 48.750.000,-
|
Rp 11.400.000,-
|
Bulan Berikut Penjualan
|
Rp 78.000.000,-
|
Rp 22.650.000,-
|
Dari data diatas dapat
dilihat bahwa penjualan dan pendapatan bersih mengalami peningkatan setiap
bulannya.
5.7.2 Analisis Proyeksi Arus Kas
Keseluruhan proyeksi
arus kas menunjukan bahwa proyek memiliki kemampuan menghimpun dana yang cukup
untuk membiayai kegiatan operasional per harinya. Dana kas yang dikumpulkan
makin lama makin besar dan dana tersebut lebih lanjut dapat digunakan sebagai
pengembalian atas modal sendiri yang telah dikeluarkan pada awal pendirian
usaha Ayam Bakar H. Syukri, seperti biaya sewa yang telah dibayarkan untuk satu
tahun dan biaya perlengkapan dan peralatan.
5.7.3 Analisis Proyeksi Neraca
Untuk Neraca dapat kita
lihat bahwa tiap bulan kebutuhan modal atau dana investasi yang dibutuhkan relatif konstan, karena Ayam Bakar H. Syukri menggunakan dana
operasional harian, sehingga perolehan yang diperoleh hari ini digunakan untuk
operasional esok. Itu mengapa kebutuhan dana investasi menggunakan modal
sendiri dan tidak melakukan pinjaman pada bank.
5.7.3 Analisis Sensitivitas dan Rasio
Analisis Sensitivitas Kondisi (Harga
Jual turun 5% menjadi Rp 12.350,-)
Keterangan
|
Bulan Pertama
|
Bulan Berikut
|
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 46.312.500,-
Rp 30.000.000,-
|
Rp 74.100.000,-
Rp 48.000.000,-
|
Laba Kotor
|
Rp 16.312.500,-
|
Rp 26.100.000,-
|
Biaya Usaha
|
Rp 7.350.000,-
|
Rp 7.350.000,-
|
Laba Bersih
|
Rp 8.962.500,-
|
Rp 18.750.000,-
|
Analisis Sensitivitas Kondisi (Harga
Jual naik 5% menjadi Rp 13.650,-)
Keterangan
|
Bulan Pertama
|
Bulan Berikut
|
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 46.068.750,-
Rp 27.000.000,-
|
Rp 73.710.000,-
Rp 43.200.000,-
|
Laba Kotor
|
Rp 19.068.750,-
|
Rp 30.510.000,-
|
Biaya Usaha
|
Rp 7.350.000,-
|
Rp 7.350.000,-
|
Laba Bersih
|
Rp 11.718.750,-
|
Rp 23.160.000,-
|
*dengan asumsi jumlah penjualan akan
berkurang 10%
Dari data diatas dapat
kita tarik kesimpulan bahwa, dengan adanya penurunan harga dan kenaikan harga
dengan asumsi jumlah penjualan berkurang sebanyak 10% ternyata hasilnya masih
positif, usaha Ayam Bakar H. Syukri
masih dapat bertahan.
Berdasar beberapa data keuangan yang
telah disampaikan di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Usaha Ayam
Bakar H. Syukri yang baru dirintis hampir 7 bulan merupakan usaha yang layak
dan menjanjikan sebagai sebuah prospek usaha.
BAB
V
ASPEK
EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA
Usaha Rumah makan Haji syukri
terletak di kawasan jalan kalimantan jember. Kawasan ini termasuk dalam satu
kawasan pertokoan yang ada di wilayah kampus, Jember. Sebagai kawasan yang
memang telah telah terbentuk sebagai pusat perekonomian di wilayah kampus,
perkembangan usaha diwilayah ini beagantung pada pemilik usaha masing-masing.
Sepaerti ang kita ketahui, dalam suatu kawasan perekonomian yang telah terbentu
dan berkembang, keberadaan konsumen tidaklah jauh dari wiayah tersebut
(megingat kawasan ini buka kawasan industri).
Seperti yang telah
diungkapkan oleh pemilik usaha, dalam pemilihan lokasi rumah makan ini, pemilik
tidak melakukan analisis pemilihan lokasi. Lokasi ini dipilih kerena
ketersediaan tempat. Suatu keberuntungan bagi pemilik, karaena Rumah makan Ayam Bakar Haji Syukri ini sudah
terletak di kawasan pertokoan yang ramai dikunjungi. Adanya rumah makan baru
dikawasan pertokoan jl kalimantan, tidak menimbulkan permasalahan di
masyarakat. Ini dikarenakan lokasinya yang memang telah berada di kawasan
pertokoan.
Sebagai usaha yang di
didrikan untuk mencari laba, Rumah makan Ayam bakar ini juga memiliki tanggung
jawab sosial terhadanp masyarakat. Salah satu bentuk kepedulian sosial terebut
adalah dengan melakukan kegiatan bakti sosial. Kegiatan-kegiatan sosial yang
telah dilakukan selama usaha ini berdiri adalah “menu buka dan sahur bagi
duafa”. Acara amal tersebut dilakukan
dengan membagikan makanan untuk bunga dan sahur kepada orang-orang yang dinilai
berhak untuk menerima. Penyaluarannya dilakukan di temapt yag telah disurvei
dann ditentukan sebelumnya. Kegiatan sosial seperti ini rencananya akan terus
dilakuakn setiap tahun dan tingkatkan.
Dalam mendirikan suatu usaha,
kebijakan pemerintah akan turut mempengaruhi. Kebijakan seperti penaikan harga
BBM, Pajak, Suku Bunga Pinjaman, dan perizinan akan berpengaruh pada setiap
usaha. Untuk itu keselarasan antara kebijakan pemerintah dan dan kebutuhan
pengusaha sangat diperlukan. Sehingga kan terbentk sistem yang saling
menguntungkan para stakeholder yang
ada.
Kebijakan pemerintah untuk
menaikkan harga BBM pada pertenngahan tahun ini, telah memberi dampak yang
cukup besar terhadap pelaku usaha. Kenaikan harga BBM memicu kenaikan hampir semua
bahan pokok. Bahan baku produksi Rumah makan Ayam bakar inipun semuanya
mengalami kenaikan. Hal ini berdampak pada naiknya harga pokok produksi.
Pemilik usahapun terpaksa menaikkan harga jual agar tetap memperoleh laba.
Namun, kenaikan harga yang dilakukan, menyebabkan penjualan menjadi menurun
karena daya beli masyarakat yang turun.
Sebagai usaha yang memberi
tambahan nilai, pemerintah mewajibkan pembayaran pajak. Pajak yang dikenakan
pada rumah makan adalah sebesar 10%. Namun Rumah Makan Ayam bakar ini belum
dikenai pajak kerena baru berdiri sekitar 5 bulan. Pajak yang dibayarkan hanya
pajak penghasilan pemilik.
Untuk perizinan UMKM akan
didaftarkan dan dilakukan setelah usaha tersebut berjalan selama 1 tahun. Hal
ini dilakukan unuk melihat sejauh mana usaha tersebut mampu bertahan dan
berkelanjutan. Usaha rumah makan ini didirikan dengan menggunakan modal
sendiri. Sehingga tidak ada pengaruh bunga apinjaman terhadap usaha. Izin yang
dimiliki oleh rumah makan ini, saaat ini hanyalah surat perjanjan sewa
bangunan. Selain dari beberapa kebijakan yang telah disebutkan sebelumnya,
kebijakan-kebijakan pemerintah lain tidak atau belum berpengaruh terhdap usaha
ini.
Sebagai UMKM, Rumah makan
Haji syukri masih menggunakan alat-alat tradisional dalam produksi. Proses
pemasakan dan pemkaran ayamnya, dilakukan secara manual tanpa bantua mesin.
Ayamnyapun masih dipakar denga menggunakan bara arang dan dikipas. Penggunaan
teknologi lain hanya berupa
kulkas sebagai pendingin minuman dan penyimpanan es. Sistemn transaksi dan
kasirpun masih menggunakan catatan buku dan menghitung menggunakan kalkulator
dagang biasa.
Rumah makan ini memproduksi
menu utama berupa ayam bakar. Ayam bakar yang tersedia adalah ayam potong bakar
dan ayam kampung bakar. Menu-menu pelengkap lain berupa es teh, teh hangat, es
jeruk, dan lain-lain. Dengan menu tersebut, konsumen sasaran yang dituju Rumah
makan ini adalah kalangan menengah ke atas. Baik mahasiswa maupun para karyawan
yang berada disekitar kampus jember.
Seperti yang telah
diungkapkan pada latar belakang,
keberadaan UMKM seperti Rumah makan Ayam bakar ini diharapkan mampu manyarap
tenaga kerja. Sebagai usha yang baru berdiri, rumah makan ini telah mampu
menyerap sekitar 5 orang tenaga kerja. Hal ini jelas telah mampu mengurangi
jumlah pengangguran yang ada di Jember.
Meskipun rumah makan ini
belum memiliki kerja sama dengan pihak luar namun pemenuhan kebutuhan masih
dapat dipenuhi dengan membeli eceran di pasar. Hal ini dikarenaka skala
produksinya yang masih kecil. Dengan berjalannya waktu, pemilik berharap dapat
terus mengembangkan usahanya sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pihak
lain. Jika kerjasama telah terbentuk, maka akan semakin banyak stakeholder yang
diuntungkan dengan keberadaan usaha ini.
Memiliki usaha dikawasan
pertokoan, menjadikan Rumah Makan Ayam Bakar Haji Syukri memiliki banyak
pesaing yang juga menyajikan menu makanan ayam bakar. Beberapa rumah makan
dijalan Kalimantan yang juga menyediakan ayam bakar adalah Rumah Makan Ramuan
Pak Oles, Rumah Makan MM, Warung Dzulhijah dan beberapa pedagang kaki lima yang
berjualan disekitar jalan Kalimantan.
Adanya banyak usaha sejenis
dikawasan ini menjadikan iklim usaha semakin baik. Tiap-tiap usaha memiliki
strategi masing-masing dalam menarik dan mempertahankan konsumennya. Dengan
keberadaan usaha pesaing yang cukup
banyak, pemilikpun diharapkan akan semakin kretif dan inovatif dalam
mengembangkan produknya.
BAB VII
ASPEK LINGKUNGAN
ASPEK LINGKUNGAN
7.1 Dampak usaha sosial
Dikhawatirkan adanya perubahan atau
berubahnya tatanan dilingkungan masyarakat sekitar , tetapi dalam usaha Ayam
bakar Haji syukri ini realitanya tidak berdampak apa-apa mengenai perubahan
masyarakat dikarenakan lingkungan sekitar sebagian besar adalah badan usaha
atau toko.
7.2 Dampak usaha ekonomi
Dalam dampak usaha ekonomi usaha Ayam bakar
Haji syukri tidak ada usaha atau badan usaha lain yang bergabung dan kerjasama
tetapi memulai bisnis kuliner ini secara independen tanpa ada campur tangan
dari pihak luar.
Tidak ada juga kontribusi pendapatam terhadap warga sekitar. Tidak ada
kerugian fungsi lahan karena tepat atau lokasi usaha tersebut masih dalam
pengontrakan bangunan.
7.3 Dampak fisik
Ayam bakar Haji Syukri ini bersih dalam
hal limbah, tidak menimbulkan kerusakan lingkungan, pencemaran air, udara,
tanah, ataupun kebisingan. Bila ada sampah menumpuk dari pengolahan makanan
tersebut cukup dengan berlangganan dengan tukang sampah atau truk sampah untuk
mengangkutnya.
7.4 Prediksi
kemungkinan dampak lingkungan
Perkiraan dari adanya dampak lingkungan
baik sosial, ekonomi, maupun fisik dari usaha Ayam bakar Haji syukri tidak
mengalami kendala apa-apa, karena itu merupakan usaha sehat yang tidak terlalu
besar juga tidak beresiko besar terhadap lingkungan.
Tidak ada kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui adanya dampak lingkungan oleh usaha Ayam bakar Haji
syukri, mereka lebih berfokus kearah produksi dan pemasaran untuk memasarkan
produk mereka sehingga dalam hal lingkungan tidak begitu berpengaruh
dikarenakan lokasi yang cukup strategis dan tidak menimbulkan efek samping
terhadap lingkungan membuat usaha ini terlihat simpel dan menjanjikan.
BAB
VII
KESIMPULAN
DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
DAFTAR
PERTANYAAN
1.
Aspek
Pemasaran
a. Kegiatan apa yang dilakukan untuk meningkatkan volume
penjualan ?
b. Bagaimana cara menetapkan harga jual produksi ?
Aapakah ada evaluasi lebih lanjut mengenai penetapan harga jual produksi
tersebut ?
c. Rumah makan mana saja yang dianggap menjadi pesaing
rumah makan ayam bakar H. Sukri ? Mengapa anda berpendapat demikian ?
d. Bagaimanakah lokasi rumah makan ayam bakar dengan
lokasi pembelian bahan baku ?
e. Apa saja strategi pemasaran yang dilakukan untuk
menghadapi pesaing ?
f. Apakah startegi tersebut berjalan dengan baik ?
g. Bagaimana cara mempromosikan hasil produksi ?
2.
Aspek
Teknis/Operasional
a. Berapakah
biaya operasional yang dikeluarkan pada awal pembukaan rumah makan?
b. Berapakah
biaya listrik setiap bulannya?
c. Berapakah
biaya bahan baku yang dikeluarkan setiap harinya?
d. Apakah
memerlukan waktu untuk restock bahan
baku? Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
e. Berapakah
biaya gaji yang diberikan untuk setiap pekerja?
f. Berapakah
jumlah peralatan makan yang dipersiapkan?
g. Berpakah
jumlah meja dan kursi yang ada di rumah makan?
h. Berapakah
jumlah kulkas yang ada di rumah makan?
i.
Berapakah jumlah alat kebersihan yang
disediakan di rumah makan?
j.
Bagaimanakah cara pembuatan produk?
3.
Aspek
Manajemen
a.
Bagaimana
cara memperoleh tenaga kerja ?
b.
Berapakah
jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan ?
c.
Berpakah
jumlah rata – rata upah atau gaji untuk setiap pekerjaan ?
d.
Bagaimana
kompoosisi tingkat pendidikan dari karyawan yang diperkerjakan ?
e.
Apakah
karyawan menerima tambahan upah, seperti uang rokok, uang makan, bonus, THR,
dll ?
f.
Apakah
ada keluhan – keluhan dari tenaga kerja saat ini ? Misalnya keluhan mengenai
pembayaran upahyang terlambat, upah yang diberikan terlalu renda.
g.
Apakah
usaha ayam bakar ini memiliki program pelatihan karyawan untuk menyesuaikan
dengan kemajuan teknologi ?
4.
Aspek
Keuangan
a. Berapa
modal awal pendirian usaha ini ? darimana sumber modalnya ?
b. Adakah
dana yang didapat dari pinjaman pada bank ?
c. Berapa
biaya yang diperlukan untuk peralatan dan perlengkapan usaha ?
d. Berapa
modal sewa gedung yang dikeluarkan selama satu tahun ?
e. Berapa
modal yang diperlukan untuk keperluan bahan baku per hari ?
f. Berapa
pengeluaran gaji untuk satu bulan ? berapa gaji para karyawan tiap bulan?
g. Berapa
biaya listrik yang dikeluarkan per bulan ?
h. Adakah
biaya lain-lain yang dikeluarkan selama satu bulan ? berapa ?
i.
Berapa rata-rata volume penjualan per
hari ?
j.
Berapa pendapatan per hari ?
k. Menurut
perkiraan Anda, berapa lama modal akan kembali ?
l.
Adakah rencana untuk berinvestasi pada
usaha lain ? atau rencana untuk membuka cabang ?
5.
Aspek
Ekonomi dan Sosial
a. Adakah
pertimbangan pemilihan lokasi usaha?
b. Bagaimana
tanggapan warga sekitar tentang keberadaan usaha ini?
c. Adakah
kegiatan sosial yang telah dilakukan?
d. Berapa
banyak penyerapan tenaga kerja yang mampu usha ini lakukan?
e. Adakah
pengaruh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM terhadap keberlangsungan
usaha ini?
f. Adakah
pengaruh kebijakan pemerintah tentang perizinan terhadap berdirinya usaha ini?
g. Adakah
pengaruh kebijakan pemerintah lain yang berpengaruh terhadap usaha ini?
h. Apakah
suku bunga pinjaman bank memepengaruhi pendanaan usaha?
i.
Bagaimana pemungutan pajak dilakukan pada usaha
ini?
j.
Adakah penggunaan teknokogi modern dalam
pengelolaan usaha ini? ( baik dalam hal produksi maupun administrasi)
k. Apa saja
jenis produk yang di jual pada rumah makan ini?
l.
Siapa konsumen sasaran dalam usaha ini?
m. Bagaimana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku?
n. Adakah
pemasok utama?
o. Adakah
kerjasama dengan pihak luar?
p. Apa
Dampak adanya beberapa usaha sejenis?
q. Berapa
banyak pesaing usaha sejenis di lingkungan sekitar tempat usaha?
r.
Apa Keuntungan dari posisi usaha ini jika
dibandingkan dengan usaha lain yang sejenis?
6.
Aspek
Lingkungan
a. Kegiatan apa saja yang perlu dilakukan agar dapat
diketahui adanya dampak lingkungan ?
b. Apa yang anda lakukan untuk memprediksi dampak
lingkungan ?
c. Apakah ada penanganan khusus mengenai limbah di usaha
anda ini ?
d. Adakah partisipasi usaha ini terhadap masyarakat di
sekitar lokasi ?
e. Adakah dampak fisik lingkungan dari usaha ini ?
f. Bagaimana mengenai adanya dampak usaha social ?
g. Dampak ekonomi apa sajakah yang muncul dari pendirian
usaha yang sedang anda jalankan ini ?
h. Apakah dari usaha ini menimbulkan pencemaran
lingkungan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar