Rabu, 30 April 2014

Tugas Summary POLA PERILAKU BIAYA

166693_178829885481189_178824195481758_457577_7479983_n.jpg



POLA PERILAKU BIAYA

(Tugas Summary Mata Kuliah Akuntansi Manajemen)





Nama           : Diah Anitasari
NIM            : 110810201213










PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014



PERILAKU BIAYA
A.    Definisi
Perilaku biaya (cost behavior) merupakan pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan. atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output.
Perilaku Biaya menurut Hansen dan Mowen (2000:86) adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah suatu biaya tetap atau variabel dalam hubungannya dengan perubahan keluaran kegiatan. Biaya tetap sama dalam jumlah seiring dengan kenaikan atau penurunan keluaran kegiatan adalah tetap. Biaya variabel adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total dengan seiring dengan penurunan keluaran kegiatan.
Sedangkan menurut Mulyadi (2009:465) perilaku biaya dapat dikatakan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasar perilakunya dengan hubungan dengan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga yaitu, biaya tetap, biaya variabel, dan semivariabel.

B.     Tipe Pola Perilaku Biaya
Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semi-variabel. Ketiga pola perilaku biaya ini ditemukan dalam kebanyakan organisasi. Proporsi relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost structur). Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memiliki lebih banyak biaya tetap dari pada biaya variabel dan biaya semivariabel. Ada juga perusahaan yang biaya variabelnya lebih banyak dari pada dibandingkan biaya tetap dan biaya semivariabel. Struktur biaya akan sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan.
1.      Biaya Variabel ( Variable Cost )
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Jika aktivitas naik 10% maka total biaya variabel akan  naik sebesar 10% juga. Suatu biaya dikatakan variabel karena ada sesuatu hal yang disebut basis aktivitas. Basis aktivitas (activity base) merupakan ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel atau biasa disebut dengan penggerak biaya atau pemicu biaya (cost driver).
Contoh dari basis aktivitas yang umum yaitu jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang diproduksi, dan unit yang dijual.
Porsi biaya variabel dan tipe biaya variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organisasi. Contoh biaya variabel :
Jenis Organisasi
Biaya yang biasanya bersifat Variabel terhadap volume output
Perusahaan dagang
Harga pokok (produk) penjualan
Perusahaan Manufaktur
Biaya produksi (BB, TKL)
Porsi variabel biaya overhead
Perusahaan dagang dan Perusahaan Manufaktur
Biaya penjualan, umum dan adm.
Komisi, biaya pengiriman, dll
Perusahaan Jasa
Bahan habis pakai, perjalanan, dll

Biaya Variabel Sejati vs Biaya Variabel Bertahap
Tidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya variabel berperilaku sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau variabel proporsial (proportionately variable), sedangkan lainnya memiliki pola bertahap (step-variable). Biaya variabel sejati bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau biaya variabel proporsional karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Lebih jauh, bahan langsung yang dibeli tetapi tidak di gunakan dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada periode mendatang.
Biaya variabel bertahap, upah tenaga kerja pemeliharaan biasanya dianggap variabel tetapi biaya tenaga kerja ini tidak memiliki perilaku yang sama dengan biaya bahan langsung. Tidak seperti biaya bahan langsung, waktu kerja bagi tenaga pemeliharaan biasanya ditentukan dalam bentuk borongan. Selain itu, jam kerja pemeliharaan yang tidak dimanfaatkan tidak dapat disimpan dan di gunakan dalam periode mendatang. Jika waktu yang tersedia tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja. Selain itu, para tenaga pemeliharaan akan bekerja secara asal apabila pengawasannya tidak baik tetapi mereka akan bekerja secara intensif kalau diawasi secara ketat. Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar (seperti pekerja pemeliharaan) dan yang biayanya meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas, disebut biaya variabel bertahap (step-variable cost). Perilaku biaya variabel bertahap berbeda dengan perilaku biaya variabel sejati.
2.      Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas. Karena total biaya bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik. Biaya rata-rata per unit akan turun tetapi dengan tingkat penurunan yang semakin kecil. Aspek biaya tetap ini dapat membingungkan. Meskipun demikian tetap penting untuk menyajikan biaya tetap ini dengan basis rata-rata per-unit. Biaya per unit yang terdiri atas elemen biaya tetap dan biaya variabel disajikan untuk laporan eksternal. Untuk kepentingan internal, biaya tetap tidak perlu disajikan perunit karena dapat membingungkan. Berdasarkan pengalaman, untuk kepentingan internal, untuk mudahnya (dan juga aman) biaya tetap disajikan secara total.
Biaya tetap biasanya disebut biaya kapasitas (capacity cost) sebab biaya tersebut terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih dan item lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas pokok untuk mempertahankan aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah ditentukan (commited) dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan kebijakan manajemen (discretionary).
Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan operasional.
Dua faktor yang berkaitan dengan biaya tetap yang telah ditentukan adalah:
1.      Biaya – biaya tersebut bersifat jangka panjang.
2.      Tidak dapat dikurangi menjadi nol meskipun pada jangka pendek tanpa mengganggu tingkat profitabilitas atau tujuan jangka panjang organisasi. Struktur organisasi dan fasilitas yang penting dijaga keutuhannya.  Biaya untuk merekrut mereka kembali akan jauh lebih besar daripada penghematan jangka pendek yang mungkin diperoleh. Keputusan untuk mendapatkan peralatan dalam jumlah besar atau aktivitas lain yang menyebabkan munculnya biaya tetap yang telah ditentukan harus mempertimbangkan perencanaan jangka panjang. Manajemen harus melakukan analisis yang mendalam terhadap berbagai alternatif yang tersedia sebelum mengambil keputusan. Sekali keputusan kembali, biaya yang terjadi tidak dapat dihindarkan selama beberapa tahun ke depan. Strategi manajemen harus diarahkan untuk memanfaatkan sumber daya perusahaan seefektif mungkin.
Biaya Tetap Kebijakan. Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen, dan magang untuk para mahasiswa. Ada dua perbedaan pokok antara biaya tetap yang telah ditentukan dengan biaya tetap kebijakan biasanya untuk jangka waktu yang lebih pendek. Sebaliknya, seperti yang telah dijelaskan di atas, biaya tetap yang telah di tentukan melibatkan perencanaan untuk beberapa tahun ke depan. Kedua, biaya tetap kebijakan dapat dibuat untuk jangka pendek dengan pengaruh negatif yang minimal terhadap tujuan perusahaan jangka panjang. Suatu biaya akan diklasifikasikan sebagai biaya tetap yang telah ditentukan atau biaya tetap kebijakan sangat tergantung pada strategi manajemen. Karakteristik yang terpenting dari biaya tetap kebijakan bahwa manajemen tidak terpaku pada keputusan yang berkaitan dengan biaya terrsebut. Mereka masih dapat melakukan penyesuaian dari tahun ke tahun atau mungkin dalam waktu kurang dari satu tahun karena kondisi memang menuntut modifikasi keputusan manajemen.
Tren Biaya Tetap dibeberapa perusahaan menunjukkan bahwa biaya tetap semakin besar porsinya dibandingkan dengan biaya variabel. Sebagai contoh, pegawai administrasi di safeway dan kroger memasang harga pada barang secara manual. Sekarang, sebagian besar toko dilengkapi dengan pembaca barcode yang dapat memasukkan harga dan informasi lainnya secara otomatis. Sekarang program komputer sudah dirancang untuk melengkapi formulir pajak yang diperlukan dan program tersebut juga menyediakan informasi perencanaan pajak dan konsultasi yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Program tersebut dirancang dengan mengumpulkan pengetahuan dari beberapa orang yang ahli di bidang perpajakan. Meskipun semakin banyak pekerjaan manusia telah di gantikan dengan mesin, permintaan secara keseluruhan terhadap pekerjaan yang di tangani oleh manusia tidak berkurang. Sebagai konsekuensinya, biaya kompensasi untuk pegawai tersebut relatif tetap dan lebih bersifat biaya tetap yang di tentukan (commited fixed cost) daripada biaya tetap kebijakan (discretionary fixed cost).

3.      Biaya Semivariabel (mixed cost)
Merupakan biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Disebut juga dengan biaya campuran.
Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional).
2.      Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon. Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel .
Hubungan antara biaya semivariabel dengan tingkat aktivitas dalam persamaan garis lurus adalah   Y=a+bx
Y = total biaya semivariabel
a = total biaya tetap
b = biaya variabel per unit aktivitas
x = tingkat aktivitas
Persamaan ini membuat mudah perhitungan total biaya semivariabel untuk setiap tingkat aktivitas dalam rentan yang relevan.

C.    Mendiagnosis Perilaku Biaya
a.       Metode Scattergraph
Metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.Biaya ditentukan sebagai variabel dependen karena besarnya biaya akan dipengarhui oleh tingkat aktivitas. Jika aktivitas meningkat maka biaya juga akan meningkat.
Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu apakah hubungannya mendekati linear. Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunnakan metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interprestasi visual.
b.      Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah.
Perbedaan antara kedua titik  disebabkan karena adanya perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan.
Analisis biaya ini dimulai dengan mengidentifikasikan periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua periode pada kedua periode tersebut dibagi dengan perubahaan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.
c.       Metode Regresi Kuadrat Terkecil
Metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel) dari sekumpulan data. Dalam hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud variabel tergantung adalah besarnya biaya, sedangkan variabel bebas adalah tingkatan kapasitas, jadi besarnya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi berganda (multiple regression).
Tujuan garis regresi membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat antara garis regresi dan observasi-observasi adalah minimal. Metode ini memisahkan biaya semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan seluruh data.
Metode yang lebih obyektif dan tepat dibandingkan dengan metode scattergraph. Garis yang ditarik dengan metode scattergraph ditentukan berdasarkan inspeksi visual sedangkan dengan metode regresi kuadrat terkecil garis tersebut ditentukan berdasarkan rumus matematis. Selain itu metode regresi kuadrat terkecil menggunakan semua data yang tersedia untuk menentukan rumus biaya.
d.      Metode Regresi Berganda

Di dalam metode regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas. Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode regresi berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat didalam menentukan prediksi merupakan metode analitis yang digunakan apabila variabel dependen (biaya) disebabkan  oleh lebih dari satu faktor. Meskipun menambah lebih banyak faktor atau variabel, akan menambah kerumitan perhitungan tetapi prinsip sama dengan metode regresi kuadrat terkecil sederhana. Karena kerumitan perhitungan regresi berganda dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

KLASIFIKASI BIAYA

166693_178829885481189_178824195481758_457577_7479983_n.jpg



KLASIFIKASI BIAYA

(Tugas Summary Mata Kuliah Akuntansi Manajemen)





Nama          : Diah Anitasari
NIM           : 110810201213










PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014



KLASIFIKASI BIAYA

A.    Definisi
Menurut Mulyadi (2009:13) Biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different cost for different purpose”. Biaya digolongkan menjadi berbagai macam cara, umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang ingin dicapai.

B.     Pengertian Biaya
Di dalam semua bisnis akan terjadi biaya (cost) dan biaya (expense). Biaya sebagai cost berbeda dengan expense.
ü  Cost adalah semua biaya (kas atau sejenisnya yang dikorbankan) untuk memperoleh atau memproduksi barang yang dianggap akan memberi manfaat di waktu yang akan datang dan oleh sebab itu akan dicantumkan dalam neraca.
ü  Expense adalah pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan pada suatu periode tertentu yang dikurangkan pada pendapatan untuk memperoleh laba.
Meskipun semua bisnis memiliki biaya namun biaya tersebut akan berbeda jika jenis bisnisnya berbeda. Jenis bisnis ada 3 yaitu :
1.      Manufaktur : Perusahaan yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi
2.       Dagang : Perusahaan yang membeli barang dan kemudian menjualnya kembali tanpa proses lebih lanjut
3.      Jasa : Perusahaan yang hanya menyediakan jasa

C.     Klasifikasi Biaya
Penggolongan biaya menurut Mulyadi (2005:13) dalam bukunya “Akuntansi Biaya”, biaya dapat digolongkan menurut :
1.      Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya Bahan Bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut : biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna.
2.      Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
a.       Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.
b.      Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yeng terjadi untuk melaksanakan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian- bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).
c.       Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, bagian akuntansi, bagian personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy.

3.      Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayainya. Biaya dikelompokkan menjadi dua golongan :
a.       Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct departemental cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.
b.      Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen.
4.      Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :
a.       Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b.      Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.
c.       Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.
d.      Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya dari biaya tetap adalah biaya gaji direktur produksi.

5.      Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :
a.       Pengeluaran modal ( capital expenditures ). Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau deplesi. Contohnya : biaya depresiasi, pembelian aktiva tetap, pengeluaran untuk riset dan pengembangan.
b.      Pengeluaran pendapatan ( revenue expenditures ). Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh: biaya iklan, biaya tenaga kerja, dan biaya telex.


Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini didasarkan pada hubungan biaya dengan : objek pengeluaran; fungsi pokok perusahaan yaitu, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum; sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung; volume kegiatan yaitu biaya variable, biaya semivariabel, biaya semifixed, biaya tetap; dan jangka waktu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.